Self Image (Pencitraan Diri)
Satu
hal yang perlu diyakini benar-benar dalam pikiran seorang penghipnotis adalah
bagaimana membentuk sebuah pencitraan diri yang ideal untuk selanjutnya
digunakan dalam menghipnotis. Disini konteksnya bukan merubah pribadi/karakter
diri kita menjadi orang yang bukan diri kita sama sekali, tetapi memformat
ulang afirmasi negatif dalam diri kita.
Self
image adalah presepsi tentang diri kita oleh diri kita sendiri, self image
sendiri berkarakter “meloloskan” pemikiran yang sejalan dan sebaliknya
“mematahkan” oemikiran yang tidak sejalan. Sebuah tujuan tidak akan tercapai
apabila bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam self image. Oleh
karena itu penting bagi seorang penghipnotis untuk “membersihkan” terlebih
dahulu berbagai self image yang tidak memberdayakan dari diri kita dan
“memasukkan” berbagai self image yang kita perlukan.
Self
image merupakan ekspresi dari system kepercayaan/keyakinan (belief system) kita dan pada umumnya
bersifat global. (ex: “Saya adalah
pribadi yang menarik”)
Refleksi
Visualisasikan
di dalam pikiran anda bahwa anda telah menjadi penghipnotis yang handal, ini
adalah tujuan dari refleksi, atau menggambarkan bayangan dan imajinasi tujuan
akhir pada tahap awal dengan fungsi untuk mengeluarkan ekpresi fisik dan mental
seperti pada tujuan akhir meskipun masih dalam proses/belum mencapai tujuan
akhir tersebut. Diskusikan apa yang menjadi tujuan akhir anda kepada alam bawah
sadar anda sendiri, tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang fundamental seperti “apa alasan saya menginginkan hal itu?”,
atau “apakah yang akan saya perbuat
setelah mendapatkan hal itu?” dapatkan jawaban yang positif untuk membuat
refleksi ke depan yang baik dan nantinya akan dilakukan dengan penuh keyakinan
dan motivasi yang kokoh.
Kemampuan Komunikasi Verbal & Non Verbal
Seperti
yang telah kita ketahui bahwa terdapat 2 macam komunikasi yaitu, komunikasi
verbal dan non verbal. Menjadi seorang penghipnotis merupakan syarat wajib
harus menguasai 2 macam komunikasi ini. Di dalam komunikasi verbal (berbicara)
kita harus punya kontrol yang baik atas intonasi, nada suara (pitch control)dan juga timing dalam mengucapkan kata demi kata.
“jika cara berbicara Anda sangat cepat, maka lakukanlah sesuai cara
bicara Anda..”
“jika cara berbicara Anda Lambat, maka lakukanlah sesuai cara bicara
Anda..”
(Milton H. Errickson-Founder Of
Hypnosis)
Ragam
komunikasi non-verbal (tulisan-gerakan/isyarat) kita harus mempelajari
gerakan/mimic/ekspresi dari yang besar sampai yang kecil,dari yang umum sampai
yang khusus (ex: marah,sedih,senang,letih.bosan,ragu,tegas,kecewa,bingung)
karena ini merupakan hal yang fundamental dalam aplikasi hypnosis terutama
covert conversational hypnosis.
Kemampuan Observasi
Menjadi
seorang penghipnotis berarti mengijinkan diri dan pikiran kita untuk lebih
fokus mengamati setiap pribadi baik itu diri kita sendiri ataupun orang lain.
Kita dituntut untuk menjadi pendengar yang baik dan sekaligus menjadi penilai
atas apa yang diterima oleh panca indera kita. Ini bertujuan untuk mengumpulkan
sebanyak-banyaknya informasi yang bisa di dapatkan tentang pola kebiasaan, pola
bahasa (verbal non-verbal), dan juga program otomatis apa yang dijalankan oleh
diri kita sendiri dan juga orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar